GMNI Halsel Tolak Bahasa Cina Dimasukan Kedalam Kurikulum

Aksi yang digelar DPC GMNI Halsel, Didepan Tugu Ikan Desa Tomori Halsel.

HALSEL – Massa yang tergabung dalam Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Halmahera Selatan (Halsel) menggelar aksi menolak rencana Pemerintah daerah kabupaten Halmahera Selatan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) memasukan materi bahasa Cina dalam Kurikulum pendidikan tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Lanjutan Tingkat pertama (SLTP).

Mereka menuntut Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk membatalkan rencana kebijakan tersebut.

Aksi yang digelar di depan tugu ikan desa Tomori itu diawali dari sekretariat mereka dilanjutkan long march menuju Dikbud, Kamis (15/07/2021) tadi.

Peserta aksi mengenakan almamater GMNI, sebagian di antaranya koas dengan belasan poster bertuliskan “Tolak Bahasa Cina Dimasukan Dalam Kurikulum Pendidikan”. Tak hanya itu mereka membawa berbagai macam poster dan spanduk. Poster-poster tersebut di antaranya bertuliskan “Mamasukan Bahasa Cina ke dalam Kurikulum tanpa memasukan bahasa daerah adalah mengkhianati Pancasila dan UUD 1945”.

Bahasa daerah nyawa Nusantara”, Bahasa Cina tidak sama dengan bahasa daerah”, dan “Pembunuhan bahasa daerah sama dengan pembunuhan karakter bangsa” teriak koordinator Aksi, Alfian Yunus.

Alfian mengatakan wacana Dikbud untuk memasukan bahasa Cina kedalam kurikulum tingkat SD dan SMP adalah hal keliru yang mereka anggap tidak tidak pas. Apalagi jika pelajaran bahasa daerah tidak sama sekali mimasukkan ke kurikulum.

“Harusnya Pemda Halsel lewat Dikbud memasukan Literasi Digital kedalam Kurikulum Pendidikan di Halsel, karena kita sekarang sudah masuk di era interaksi digital. Ini yang harus menjadi perhatian Pemerintah Daerah,” kata Alfian.

Baca Juga:  Tak hanya Serobot Lahan Warga, PT. Mahakarya Hutan Indonesia Juga Serobot Tanah Adat

Tak hanya itu, massa Aksi mengusulkan agar kurikulum pendidikan di Halmahera Selatan wajib memasukan bahasa daerah, dari Bahasa Makian, Bacan, atau Tobelo Galela kedalam Kurikulum Pendidikan.

Aksi yang digelar ini terlihat tanpa ada pengawalan dari pihak keamanan.

 

Kadikbud Halsel Membantah

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadikbud) Halsel, Safiun Rajulan membantah bahasa Cina atau Bahasa Mandarin bakal dimasukan Kurikulum. Bantahan itu disampaikan Kadikbud Halsel, saat melakukan Konfrensi pers, Rabu (14 /07/2021) Kemarin.

Menurut Kadikbud Halsel, terkait penghapusan mata pelajaran Bahasa Inggris digantikan dengan Bahasa cinta itu tidak benar.  Menurut Safiun, dalam pembahasan RPJMD Bupati dan Wakil Bupati adalah membahas empat poin program kegiatan.

“Kita tidak serta merta memasukan Bahasa Mandarin ke dalam Kurikulum. Sebab ada tim pengembangan kelurikulum untuk mengkaji dan menyusun pembelajaran muatan lokal untuk bisa dimasukan ke Kurikulum dan ini membutuhkan kajian yang  panjang,” terang Kadikbud.

(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *