
TALIABU – Sekretaris Daerah (Sekda) Pulau Taliabu, Dr. Salim Ganiru bakal menghadiri giat webinar yang dilaksanakan di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Dalam Negeri Regional Bandung, Jumat (17/07) sekira pukul: 13.30 WIB.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh bidang pengembangan Bidang Pengembangan Kompetensi Jabatan Fungsional, Pelaksana, Kepala Daerah, Wakil Kepala Daerah, DPRD dan Lurah. Dalam kegiatan tersebut, Dr. Salim Ganiru hadir sebagai narasumber dan bakal memaparkan program dalam meningkatan SDM di lingkup Pemerintahan Daerah.
“Mengingat keterbatasan SDM menjadi faktor utama kendala di daerah 3T, maka bagaimana program strategis dalam meningkatkan kinerja, itu yang akan saya paparkan nanti di kegiatan webinar,” kata Sekda Pultab, Dr. Salim Ganiru. Selasa, (14/07/2020)
Diketahui bersama bahwa Kabupaten Pulau Taliabu (Pultab) Provinsi Maluku Utara (Maluku Utara), merupakan Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) dari 62 Kabupaten di Seluruh Indonesia, yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten induknya Kepulauan Sula 6 tahun silam.
Seperti lazimnya daerah pemekaran baru semuanya serba terbatas, dari sisi SDM, sarana prasana, serta infrastruktur lainnya. Dalam kondisi keterbatasan, Taliabu agak unik dalam Pengelolaan Birokrasinya memiliki hanya 1000 PNS dengan dibantu 1000 tenaga honorer
“Dengan 30 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) termasuk Kecamatan dan Bagian-Bagian di Setda agak sulit mengharapkan SDM yang proporsional dan profesional, maka dengan menggunakan strategi pengekatan Adaptif leadership, merupakan salah satu solusinya,” ungkap Dr. Salim sapaan akrapnya
Oleh karena itu, dengan memberdayakan semua unsur-unsur komponen birokrasi termasuk tenaga honorer untuk memikul tanggung jawab bersama.
Model coaching bertingkat menjadi pilihan alternatif dalam mensosialisasikan program-program kegiatan pada level eselon II dan III, yang akan dilanjutkan pada tenaga staf, serta dinilai secara berkala dan berkelanjutan.
Untuk penilaian kinerja menerapkan Sasaran Kerja Pegawai atau SKP Plus, yang bersumber dari penilaian kinerja secara umum.
“Tetapi dimasukan aspek penilaian dari dari sumber lain, melibatkan tokoh masyarakat, tokoh agama, akademisi, kalangan pers, sebagai bahan sandingan,” jelasnya.
Menurut Steven Robin, lanjut Sekda, dalam perilaku organisasi menyebutkan bahwa penilaian kinerja ada 5 hal yakni penilaian atasan, bawahan, sejawat, diri sendiri dan masyarakat, dan plusnya penilai olah Allah tuhan yang maha kuasa. (HMS/MG.0056)