HALSEL – Anak putus sekolah bisa terjadi karena berbagai macam alasan. Ada yang akses ke sekolahnya terlalu jauh, sekolah dalam desa tidak ada, pernikahan dini dan bekerja, masalah ekonomi dan sebagainnya. Demikian kata calon wakil Bupati Halsel,La Ode Arfan saat menyampaikan orasi kampanye di desa Loleongusu , kecamatan Mandioli utara, Rabu (30/9/20) siang tadi.
Menurut La Ode Arfan, di dunia pendidikan khusus untuk daerah Halsel harus dianggap kewajiban utama. Menurutnya, banyak masyarakat menganggap sekolah bukan bekal penting untuk mendapatkan pekerjaan. Stigma makin kuat, karena lulusan SMA belum tentu lebih mudah mendapatkan pekerjaan dibanding yang mengantungi ijazah SD.
Kondisi itu memberi sinyal, lamanya anak bersekolah tak melulu berurusan dengan infrastruktur. Butuh pendekatan lain yang bisa menempatkan pendidikan di mata masyarakat sebagai bekal menghadapi kehidupan.
“Pendidikan tidak hanya bangun sekolah. Susahnya, kebanyakan strategi justru penguatan pendidikan formal. Pendidikan masyarakat non-formal malah diformalkan. Ditambahi syarat administrasi yang bikin ribet. Padahal pendidikan non-formal dan informal jauh lebih tepat buat konteks daerah,” katanya.
Untuk saat ini, jika dirinya dengan calon Bupati Halsel Helmi Umar Muchsin (Hello-Humanis) dipercayakan masyarakat Mandioli maupun secara umum masyarakat Halsel untuk memimpin Halsel di pemerintahan 2020-2025 maka komitmen kita sepenuhnya terfokus pada peningkatan kualitas pendidikan.
“Dilihat dari kemampuan pengelolaan anggaran termasuk perencanaan, kami wajib mengutamakannya. Karena jika sumber daya manusia (SDM) sejak dini kita siapkan 5 sampai 20 tahun akan datang kabupaten Halmahera Selatan akan menjadi daerah paling terbaik SDMnya, karena ini adalah visi dan misi kami berdua,” jelas calon Wakil Bupati Halsel ini.