Babinsa Purbalingga Sulap Limbah Kayu Jadi Stik Es Krim


PURBALINGGA – Bagi sebagian orang, melihat tumpukan limbah kayu umumnya berpikir hanya akan bermanfaat untuk kayu bakar. Sehingga nilai ekonominya kurang. Namun tidak begitu dengan Pelda Margiono, seorang Babinsa Kodim 0702/Purbalingga Korem 071/Wijayakusuma. Di tangan Pelda Margiyono, limbah kayu tersebut, disulap menjadi stik es krim yang bernilai ekonomi tinggi.

Dikatakan Margiono, ”Usaha ini berawal dari kebingungan beberapa pemilik pabrik kayu di Desa Toyareka, Kecamatan Kemangkon, Purbalingga, akan limbah kayunya,” katanya yang juga tinggal di Toyareka itu.

Setelah itu Pelda Margiyono beserta istrinya mencoba menjadikan limbah tersebut menjadi barang ekonomis yang bernilai tinggi yakni stik dan sendok es krim.

“Limbah kayu yang ada cocok untuk stik dan sendok es krim karena dari kayu alba dan pinus”, katanya.

Diungkapkanya, semula untuk menghasilkan stik es krim yang siap dipasarkan membutuhkan waktu sekitar satu bulan. Dikarenakan semuanya dilakukan dengan cara manual tanpa mesin. Lalu Pelda Margiyono membuat sendiri mesin pencetak stik es krim.

“Dengan adanya mesin ini maka proses produksi menjadi lebih cepat dan lebih bagus. Dan jumlah orang yang membuat stik es krim itu sekitar 300 orang. Mereka tidak hanya di Toyareka tetapi juga di desa desa binaannya”, katanya.

”Kami membutuhkan banyak tenaga untuk melayani pesanan stik ini. Setiap bulan kami mengirim pesanan satu truk stik ke Surabaya, Kalimantan, Lombok dan propinsi lainya. Kalau ke kabupaten sekitar setiap hari pengiriman,” sambungnya.

Untuk yang di luar desa, Margiono menyiapkan bahan baku limbah kayu. Kemudian limbah itu dibawa ke desa lain untuk dibuat stik. Kalau sudah jadi, stik disetor ke dia. ”Orang yang ikut kerja membuat stik itu sebagian adalah laki-laki dan perempuan di usia produktif. Tetapi sebagian juga ada yang sudah lansia, dan sebagian lagi masih sekolah, mereka yang masih sekolah ikut membuat stik setelah pulang sekolah. Uang yang didapat digunakan untuk membeli peralatan sekolah”, paparnya.

Baca Juga:  Malam Ini Lombok Diguncang Gempa 4,9 SR, Terasa Hingga ke Bali

Babinsa yang ramah itu menambahkan, stik yang berbahan kayu pinus untuk konsumen menengah ke atas. Sedangkan yang berbahan alba untuk segmen menengah ke bawah.

Pelda Margiono merupakan salah satu Babinsa berprestasi dilingkungan Korem 071/Wijayakusuma, karena telah mempelopori dan mengembangkan daya imajinasinya dan kreatifitasnya bagi masyarakat diwilayah binaannya dan dilingkungannya dimana ia tinggal. Dari kreatifitasnya tersebut, sehingga Danrem 071/Wijayakusuma Kolonel Kavaleri Dani Wardhana, S.Sos., M.M., M.Han., memberikan apresiasi penghargaan Babinsa berprestasi pada beberapa waktu lalu bersama sembilan Babinsa berprestasi lainnya.

Dikatakan Danrem, apa yang telah dilakukan Pelda Margiono tersebut, semata-mata untuk membantu kesulitan masyarakat sekelilingnya guna memperbaiki taraf hidup dan kesejahteraan masyarakatnya.

Dikatakan, tugas seorang Babinsa secara garis besarnya ialah membina Desa, dalam artian memahami betul kondisi wilayahnya, memahami adat kebiasaan penduduknya, memetakan permasalahan dan kesulitan masyarakatnya, dan tentunya berupaya mencari solusi bagi permasalahan tersebut. Selain itu, seorang Babinsa juga harus bisa melihat potensi wilayah binaannya, seperti yang dilakukan Pelda Margiono ini dalam memajukan wilayah dan mensejahterakan warganya.

“Babinsa sebagai ujung tombak TNI AD dalam mewujudkan kemanunggalan dengan rakyat. Untuk itu, Babinsa harus menjadi satu dengan warga di Desa binaannya. Hanya dengan cara tersebut, Babinsa dan masyarakat bisa bahu-membahu memajukan Desa baik diwilayah binaannya maupun dilingkungannya dimana ia tinggal”, pungkasnya. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *