Sementara itu, Direktur Bisnis dan Operasi PT LTI, Dirgantara Putra mangatakan PT Len Telekomunikasi Indonesia (LTI) merupakan Badan Usaha Pelaksana (BUP) yang ditugaskan untuk melaksanakan proyek pembangunan dan pengelolaan jaringan tulang punggung serat optik palapa ring paket tengah yang merupakan proyek strategis nasional.
“Kehadiran PT LTI ialah untuk memenuhi kebutuhan layanan broadband di 17 kabupaten/kota layanan tertinggal, terdepan, dan terluar (3t) di wilayah sulawesi utara, sulawesi tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara dan Kalimantan Timur sejak 21 Desember 2018,” jelasnya.
Untuk itu, dirinya menegaskan perlu diterapkan zona keamanan dan keselamatan kabel laut. Pasalnya, proses restorasi kabel laut memakan waktu yang relatif lebih lama dibandingkan kabel darat dikarenakan terbatasnya ketersediaan kapal perbaikan serta pencarian kabel putus yang tidak mudah.
“Pertama kami mohon dukungan dari dinas PU Kab. Pulau Taliabu terkait plan pekerjaan yang sedang berjalan saat ini maupun rencana kedepan yang beririsan dengan jalur kabel palapa ring paket tengah terkait plan agar menyampaikan kepada mitra pelaksana kerja pentingnya FO palapa ring paket tengah,” tutur Dirgantara.
“Kedua, dinas perikanan dan kelautan Pulau Taliabu, agar melakukan penertiban aktivitas penangkapan ikan secara ilegal terutama yang menggunakan sistem fishing device (rumpon) yang berada di koridor kabel laut jaringan palapa ring paket tengah. Ketiga, mengeluarkan himbauan kepada masyarakat agar tidak membuang jangkar, menebar jala, atau melakukan kegiatan penangkapan ikan yang berpotensi mengakibatkan kerusakan pada kabel laut,” tutupnya. (ADV)