Najamudin: Jangan Bodohi Rakyat Sula Dengan Isu Partai Penguasa

Guna memenuhi persyaratan bakal calon bupati dan wakil bupati untuk mendaftar di komisi pemilihan umum (KPU) Kabupaten Kepulauan Sula pada 27-29 Agustus 2024.

Berdasarkan informasi yang dihimpun media ini, setelah para bakal calon berupaya merebut rekomendasi partai. Beredar informasi bahwa terdapat satu partai yang menjadi penentu kemenangan pada 27 November mendatang.

Hal ini mendapat respon dari ketua Badan Pemenang Pemilu (Bapilu) Partai Demokrat Kabupaten Kepulauan Sula Najamudin Umasangaji, bahwa bakal calon Bupati dan Wakil Bupati melalui proses demokrasi yang akan dipilih oleh rakyat.”

Pemilihan kepala daerah malalui pemelihan umum yang di selenggarakan oleh KPU Sula di setiap desa, sehingga yang menentukan kemenangan bupati dan wakil bupati adalah masyarakat, sedangkan tugas partai mengawal serta maksimal konsuldasi masa untuk menangkan kadidat mereka masing-masing,” jelas Raka sapaan akrabnya, Sabtu (24/8/2024).

Baca Juga:  Soal Perekrutan PTPS, Bawaslu Morotai Gelar Rakor Bersama Panwascam

Menurutnya, kekuatan sepenuhnya dalam memomentum demokrasi baik itu pemelihan Presiden, Gubernur, dan Bupati semuanya ditentukan oleh masyarakat.

Untuk itu, dirinya menegaskan agar tidak menggiring opini liar terkait kemenangan calon bupati dan wakil bupati ditentukan oleh rakyat bukan dari partai penguasa.

“Bahwa kekuasaan berada di tangan rakyat, artinya tiap kontestasi pemilihan kepala negara, legislatif maupun kepala daerah harus mendapat persetujuan dari rakyat. Dalam hal ini rakyatlah yang memilih, rakyat yang menentukan siapa yang layak menjadi pemimpin lima tahun kedepan tentu dengan preferensi, rasa, rasio sesuai kriteria masing-masing pemilih,” ucap Raka.

Baca Juga:  Abdi Hamadaeng Peluang Besar Ganti Husni Bopeng

Tak hanya itu, Raka juga menyatakan bahwa petarung sejati seharusnya mampu memberikan edukasi pengetahuan serta gagasan kepada masyarakat bukan membodohi masyarakat dengan menyedutkan hasil pemilu yang dipilih oleh masyarakat.

“Jangan membodohi rakyat dengan isu mendapat partai kekuasaan otomatis menang. Inikan seolah-olah menafikan suara rakyat, kehendak rakyat. Jika demikian terjadi untuk apa ada pemilihan umum dengan anggaran fantastis jika pemimpin sudah di tentukan dengan kata lain pemilu hanya formalitas (kalah di daerah menang di pusat) ini kesesatan yang nyata,” katanya.

Raka juga mengajak kepada semua elemen-elemen politik untuk memberi kesempatan dan kesadaran kepada masyarakat untuk memilih pemimpin mengedepankan Visi dan Misi.

“Demokrasi membuka ruang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk memilih pemimpin yang ideal visioner. Mari berpolitik dengan santun untuk membangun kesadaran politik yang sehat,” ajakannya. (Darwin).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *